Kemacetan parah melanda Makassar akibat antrean truk sampah yang mengular di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Antang.
Situasi ini bukan hanya menghambat lalu lintas, tetapi juga memicu kemarahan warga karena akses jalan terhalang. Kerusakan alat berat di TPA dan kondisi jalan yang becek menjadi penyebab utama antrean panjang ini, menimbulkan dampak signifikan terhadap mobilitas dan kenyamanan masyarakat setempat.
Di bawah ini Info Kejadian Makassar akan membahas kronologi kejadian, penyebab, serta upaya penanganan yang dilakukan pihak terkait.
Kronologi Peristiwa yang Memicu Kemarahan Warga
Peristiwa bermula pada pukul 11.00 WITA ketika antrean truk sampah yang mengular di sepanjang Jalan AMD menciptakan kemacetan parah. Syamsuddin, yang merasa akses ke rumahnya terblokir, turun ke jalan untuk mencari sopir truk yang parkir di depan rumahnya.
Dalam rekaman video yang beredar, terlihat bagaimana kemarahan warga memuncak ketika mengetahui sopir truk tersebut sedang tidur sementara kendaraan lain sudah bergerak maju.
Situasi semakin memanas ketika Syamsuddin melontarkan kata-kata kasar sambil meminta truk sampah segera bergerak. Insiden ini kemudian dilaporkan ke Polsek Manggala oleh Camat setempat. Kapolsek Manggala, Kompol Semuel, menjelaskan bahwa warga tersebut kesal karena meskipun antrean di depan sudah kosong, truk di depan rumahnya tidak kunjung bergerak.
Beruntung, insiden ini tidak berujung pada kekerasan fisik dan Syamsuddin sudah diminta klarifikasi serta membuat permohonan maaf.
Kerusakan Infrastruktur TPA Antang
Antrean panjang truk sampah yang memicu insiden ini ternyata bukan tanpa sebab. Kepala UPT TPA Antang, Nasrun, menjelaskan bahwa masalah dimulai sejak Minggu, 22 Juni 2025, ketika tujuh ekskavator yang beroperasi di TPA Antang mengalami kerusakan total.
Kerusakan alat berat ini secara otomatis menghambat proses bongkar muat sampah dari truk-truk yang datang. Permasalahan semakin kompleks karena kondisi akses jalan menuju TPA yang memburuk saat hujan. Jalanan yang becek dan licin membuat truk sampah kesulitan masuk ke lokasi pembuangan.
Nasrun mengakui bahwa infrastruktur jalan menuju TPA memang menjadi kelemahan utama, terutama saat musim hujan ketika jalur akses menjadi hampir tidak dapat dilalui selama satu hingga dua jam setelah hujan turun. Kombinasi kerusakan alat berat dan kondisi jalan yang buruk inilah yang menciptakan antrean truk sampah sepanjang satu kilometer.
Baca Juga:
Dampak Sistemik Terhadap Lalu Lintas Kota
Antrean truk sampah di TPA Antang tidak hanya berdampak pada satu lokasi, tetapi menciptakan efek domino terhadap sistem transportasi kota. Pada Selasa, 25 Juni 2025, antrean truk sampah mengular sepanjang satu kilometer di Jalan AMD sejak pukul 10.00 WITA. Situasi ini membuat jalan tersebut praktis tertutup bagi kendaraan lain, memaksa pengguna jalan untuk mencari rute alternatif.
Pemerintah Kota Makassar harus mengerahkan personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Dinas Perhubungan untuk mengatur lalu lintas. Kemacetan baru mulai terurai pada sore hari setelah upaya koordinasi intensif dari berbagai pihak.
Insiden ini menunjukkan betapa rentannya sistem transportasi kota ketika satu komponen infrastruktur mengalami gangguan. Hal ini juga menggarisbawahi perlunya sistem backup dan rencana kontinjensi yang lebih baik dalam pengelolaan sampah kota.
Respons dan Penanganan Dari Pihak Terkait
Berbagai pihak merespons insiden ini dengan pendekatan yang berbeda-beda. Pihak kepolisian menangani aspek hukum dengan memanggil Syamsuddin untuk klarifikasi, meskipun akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkan proses hukum setelah yang bersangkutan membuat permohonan maaf.
Pendekatan ini menunjukkan kebijaksanaan dalam menangani konflik sosial yang dipicu oleh permasalahan infrastruktur. Nasrun sebagai Kepala UPT TPA Antang mengambil sikap yang cukup understanding terhadap kemarahan warga, meski menyayangkan cara penyampaiannya.
Dia menjelaskan bahwa sopir-sopir truk sampah umumnya memahami situasi dan tidak merespons provokasi karena menyadari bahwa warga juga terganggu dengan kondisi tersebut. Pihak TPA kemudian mengambil langkah cepat dengan memperbaiki tujuh ekskavator yang rusak dan memaksimalkan operasional alat berat yang masih berfungsi, termasuk menggunakan satu unit bantuan dari Dinas Pekerjaan Umum.
Kesimpulan
Insiden amarah warga Makassar terhadap antrean truk sampah di TPA Antang menjadi pelajaran penting soal masalah infrastruktur. Kasus ini menunjukkan pengelolaan sampah bukan hanya soal teknis, tapi juga sosial dan psikologis masyarakat. Kerusakan tujuh ekskavator menjadi penyebab utama antrean panjang dan kemacetan. Kondisi jalan yang buruk juga memperparah situasi.
Penanganan dari kepolisian dan pengelola TPA cukup bijaksana dalam meredam konflik. Namun, insiden ini mengingatkan perlunya investasi serius di infrastruktur pengelolaan sampah. Maintenance alat berat harus dilakukan secara rutin agar tidak terjadi gangguan operasional. Perbaikan akses jalan menuju TPA juga sangat penting untuk kelancaran proses.
Ke depan, dibutuhkan sistem peringatan dini agar masalah bisa dideteksi sejak awal. Selain itu, rencana kontinjensi yang matang harus disiapkan untuk mencegah kejadian serupa terulang. Komunikasi yang lebih intensif dengan masyarakat sekitar juga menjadi kunci untuk membangun pemahaman dan toleransi terhadap operasional fasilitas publik yang vital seperti TPA.
Simak dan ikuti terus Info Kejadian Makassar agar Anda tidak ketinggalan informasi menarik lainnya yang terupdate setiap hari.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar dari www.detik.com