Masalah sampah di Kota Makassar semakin mengkhawatirkan, karena menumpuk di jalan, gang, dan pemukiman warga, mengganggu kenyamanan sehari-hari.

Anggota DPRD Kota Makassar menyoroti keterbatasan armada kebersihan dan tempat penampungan sementara (TPS) yang memicu penumpukan sampah di berbagai wilayah, khususnya Kecamatan Makassar. Kondisi ini tidak hanya mengganggu estetika kota, tetapi juga berpotensi menimbulkan masalah kesehatan bagi warga.
Berikut ini rangkuman berbagai informasi menarik lainnya dan relevan yang bisa menambah wawasan Anda ada di Info Kejadian Makassar.
Keterbatasan Armada Dan TPS Pemicu Utama
Muchlis Misbah, Anggota DPRD Makassar dari Fraksi Mulia Hanura, menyatakan persoalan sampah merupakan keluhan berulang yang belum tertangani sistematis. Armada pengangkut saat ini tidak sebanding dengan volume sampah harian, sehingga banyak menumpuk dan tidak terangkut tepat waktu.
Lebih lanjut, Muchlis menegaskan pentingnya penambahan armada kebersihan dan kontainer sampah. Menurutnya, jangan sampai sampah bertumpuk hanya karena keterbatasan fasilitas. Pemerintah kota harus menunjukkan keseriusan yang lebih besar dalam menangani isu kebersihan ini, mengingat dampak negatifnya yang meluas.
Selain armada, ketersediaan TPS di setiap kelurahan juga dianggap belum memadai. Banyak kawasan padat penduduk tidak memiliki fasilitas pembuangan sementara yang layak, memaksa warga untuk menumpuk sampah di pinggir jalan. Kondisi ini membuat wajah kota terlihat kumuh dan tidak terawat, serta berisiko terhadap kesehatan warga sekitar.
Mendesak Evaluasi Menyeluruh Sistem Kebersihan
Muchlis menegaskan bahwa pengelolaan kebersihan di Makassar memerlukan strategi terpadu. Strategi ini harus mencakup penambahan armada, penataan jadwal pengangkutan yang lebih efektif, dan peningkatan kesadaran warga mengenai pentingnya kebersihan. Evaluasi sistem operasional kebersihan yang berjalan saat ini adalah suatu keharusan.
Ia juga meminta Pemerintah Kota untuk segera melakukan pemetaan wilayah secara detail. Pemetaan ini bertujuan untuk menghitung ulang kebutuhan armada di setiap kecamatan. Hal ini penting agar tidak ada satu armada yang harus melayani terlalu banyak titik, yang pada akhirnya mengurangi efektivitas kerja mereka.
Efektivitas operasional kebersihan sangat krusial. Dengan sistem yang tidak efisien, tumpukan sampah akan terus menjadi masalah. Evaluasi menyeluruh diharapkan dapat menghasilkan solusi konkret untuk memastikan bahwa setiap sudut kota terlayani dengan baik dan kebersihan kota Makassar dapat terjaga secara optimal.
Baca Juga: Wagub Sulsel Edukasi Siswa Makassar, Cegah Kekerasan dan Narkoba
Dampak Tumpukan Sampah Terhadap Lingkungan Dan Kesehatan

Tumpukan sampah yang dibiarkan berhari-hari di pinggir jalan menciptakan pemandangan yang tidak sedap dipandang dan menurunkan kualitas lingkungan kota. Lingkungan yang kotor dan tidak terawat dapat merusak citra Makassar sebagai kota metropolitan yang bersih dan nyaman. Hal ini juga berpotensi mengganggu aktivitas warga sehari-hari.
Situasi ini juga memunculkan risiko gangguan kesehatan serius bagi warga di sekitarnya. Sampah yang menumpuk menjadi sarang bagi vektor penyakit seperti lalat, tikus, dan nyamuk, yang dapat menyebarkan berbagai infeksi. Penyakit seperti diare, demam berdarah, dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dapat meningkat.
Muchlis menekankan bahwa jika TPS terbatas, proses pengangkutan sampah menjadi tidak maksimal. Konsekuensinya, tumpukan sampah bisa bertahan berhari-hari tanpa terangkut. Ia mendesak Dinas Lingkungan Hidup untuk segera menjadikan masalah ini sebagai perhatian utama dan mencari solusi yang komprehensif.
Tantangan Volume Sampah Harian Yang Menggunung
Kepala UPTD TPA Tamangapa, Nasrun, mengakui bahwa persoalan armada pengangkut menjadi tantangan tersendiri dalam sistem pengelolaan sampah di Makassar. Setiap hari, rata-rata sekitar 400 unit armada keluar-masuk dan beroperasi tanpa henti selama 24 jam. Meski demikian, jumlah ini masih belum ideal.
Jumlah armada yang ada tidak sebanding dengan volume sampah harian yang mencapai 700 hingga 1.300 ton. Bahkan, ketika musim hujan tiba, volume sampah dapat melonjak tajam hingga di atas 1.000 ton per hari. Peningkatan volume ini semakin memperparah kondisi dan menuntut solusi yang lebih besar.
Nasrun menjelaskan bahwa secara tugas masing-masing, armada yang ada sudah cukup memadai. Namun, masalah utama terletak pada kapasitas TPA Tamangapa yang sudah overload. Kapasitas TPA yang terbatas ini menghambat optimalisasi kinerja anggota di lapangan, sehingga penanganan sampah tidak bisa maksimal.
Dapatkan update terkini, berita terpercaya, dan informasi pilihan tentang Makassar kami hadirkan setiap hari spesial untuk Anda, hanya di sini Info Kejadian Makassar.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari sulsel.idntimes.com
- Gambar Kedua dari sulsel.idntimes.com