Sebuah peristiwa tragis mengguncang warga Kelurahan Buntusu, Tamalanrea, Makassar, ketika RB tega menghabisi keponakannya MA dengan badik.

Dugaan sementara, aksi sadis itu dipicu rasa kesal pelaku akibat sering diejek korban, memicu kemarahan yang berujung fatal. Berikut ini Info Kejadian Makassar akan memberikan informasi terbaru tentang peristiwa tragis di Kelurahan Buntusu, Tamalanrea, terkait kasus penikaman keponakan oleh pamannya sendiri.
Kronologi Penikaman Dari Candaan Menjadi Tragedi
Menurut keterangan polisi, RB tiba-tiba mendatangi korban dan langsung meluapkan kemarahannya dengan menikam MA dari arah belakang menggunakan sebilah badik berwarna cokelat. Sangkala menuturkan, pelaku tampak kesal karena sering menjadi bahan ejekan korban.
“Dia merasa pernah diejek dan tersinggung,” ujar Iptu Sangkala. “Pelaku datang langsung saat korban sedang bekerja, kemudian menusuk korban berkali-kali.”
Serangan itu mengakibatkan sejumlah luka serius di tubuh korban, dan sayangnya, korban meninggal di tempat kejadian perkara (TKP). Kejadian ini membuat warga sekitar shock karena hubungan antara pelaku dan korban adalah keluarga, sekaligus tetangga.
Pelaku Menyerahkan Diri ke Polisi
Setelah melakukan aksinya, RB tidak melarikan diri. Pelaku justru menyerahkan diri ke Polsek Tamalanrea. “Sudah kita tahan. Dia datang menyerahkan diri langsung setelah kejadian,” ungkap Sangkala.
Tindakan menyerahkan diri ini dinilai sebagai bentuk pengakuan pelaku atas perbuatannya. Polisi kini tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengumpulkan bukti dan memastikan motif di balik peristiwa tragis ini.
Selain itu, Sangkala menekankan bahwa pelaku tampaknya memiliki kesulitan mengendalikan emosi ketika menghadapi candaan anak muda. Perbedaan persepsi antara generasi tua dan muda menjadi salah satu faktor pemicu kekerasan yang mengarah pada kematian korban.
Baca Juga: Pemohon SKCK Calon Ketua RT/RW Membludak di Polrestabes Makassar
Faktor Keluarga dan Lingkungan Memperburuk Konflik

Kejadian ini menyoroti bagaimana dinamika hubungan keluarga dan lingkungan bisa memicu konflik yang berujung fatal. RB dan MA tidak hanya memiliki hubungan paman-keponakan, tetapi juga bertetangga dengan rumah yang berdampingan.
“Kan orang tua ini pelaku. Mungkin emosinya berbeda dengan anak muda. Anak muda suka bercanda, dia (pelaku) tidak suka bercanda,” jelas Sangkala.
Perbedaan cara pandang antara generasi tua dan muda dalam menghadapi humor atau ejekan bisa memicu gesekan. Ketika tidak ada komunikasi yang baik, gesekan kecil bisa berkembang menjadi peristiwa tragis seperti yang terjadi di Buntusu.
Imbauan Polisi dan Dampak Sosial
Polisi menghimbau agar masyarakat, khususnya yang memiliki hubungan keluarga dekat, dapat mengendalikan emosi dan menyelesaikan perselisihan melalui komunikasi yang baik. Kekerasan fisik tidak pernah menjadi solusi dan selalu berpotensi merusak kehidupan serta hubungan keluarga.
Kejadian ini juga menjadi pelajaran bagi masyarakat luas tentang pentingnya pendidikan emosional, pengendalian diri, dan cara menghadapi konflik dengan bijak. Sementara itu, pihak kepolisian terus mendalami motif dan memastikan kasus ini ditangani sesuai hukum yang berlaku.
“Ini menjadi peringatan bagi semua pihak agar tidak mudah terbawa emosi,” pungkas Iptu Sangkala.
Tragisnya Konflik Keluarga di Makassar
Sebuah peristiwa tragis mengguncang warga Kelurahan Buntusu, Tamalanrea, Makassar, ketika RB tega menghabisi keponakannya MA dengan badik.
Dugaan sementara, aksi sadis itu dipicu rasa kesal pelaku akibat sering diejek korban, memicu kemarahan yang berujung fatal.
Hubungan keluarga dan kedekatan rumah sebagai tetangga membuat peristiwa ini lebih memilukan, karena gesekan kecil antara generasi tua dan muda berakhir tragis.
Simak dan ikuti berita terupdate lainnya tentang Makassar dan sekitarnya secara lengkap tentunya terpercaya hanya di Info Kejadian Makassar.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari detik.com
- Gambar Kedua dari herald.id