Universitas Hasanuddin (Unhas) bersama Pemerintah Kota Makassar menjalin kerja sama strategis untuk memperkuat inovasi dan ekosistem pangan halal di daerah.

Dengan memadukan keunggulan akademik Unhas dan kebijakan publik dari Pemkot Makassar. Kolaborasi ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas pangan tetapi juga memperkuat daya saing ekonomi kreatif di wilayah tersebut.
Dibawah ini Anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Info Kejadian Makassar.
Mengapa Pangan Halal sangat penting di Makassar
Makassar dikenal sebagai kota besar dengan populasi Muslim yang signifikan ini menempatkan jaminan produk halal sebagai salah satu keharusan sosial dan ekonomi.
Produk pangan yang bersertifikat halal bukan hanya soal kepatuhan pada syariat Islam. Tetapi juga memberikan bukti bahwa proses produksi, pengolahan, dan distribusi telah memenuhi standar keamanan dan kepercayaan konsumen.
Riset menunjukkan bahwa labelisasi halal memiliki pengaruh kuat terhadap keputusan pembelian di Kota Makassar.
Tidak hanya untuk pasar lokal, komitmen pada standar halal juga membuka peluang ekspor dan pengembangan industri kreatif kuliner yang semakin digemari banyak pihak.
Melalui kerja sama ini, Unhas dan Pemkot Makassar ingin menjadikan kota ini sebagai “laboratorium” penerapan inovasi pangan halal yang tidak hanya aman tetapi juga memiliki nilai tambah tinggi.
Rangka Kerja Sinergi Antara Unhas Pemkot Makassar
Pada 17 Oktober 2025, Fakultas Vokasi Unhas bersama Dinas Perikanan dan Pertanian Kota Makassar menandatangani nota kesepahaman untuk memperkuat ekosistem industri peternakan dan kuliner halal melalui pelatihan, sertifikasi, dan pendampingan teknis bagi calon Juru Sembelih Halal (Juleha).
Unhas menyediakan tenaga ahli dan instruktur profesional. Sementara Pemkot memfasilitasi pelaku usaha lokal untuk menggandeng Unhas dalam pengajuan sertifikasi halal.
Selain itu, melalui lembaga seperti Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) Unhas. Kampus ini juga aktif melakukan sosialisasi terhadap pelaku UMKM misalnya dengan membagikan brosur dan materi edukasi guna menyambut pemberlakuan kebijakan halal wajib pada 2026.
Baca Juga: Wakil Wali Kota Blitar Dilaporkan Dugaan Penggelapan Rp 2,5 Miliar
Fokus Inovasi Dari UMKM Sampai Rantai Pasok

Kolaborasi ini tidak hanya berhenti pada proses sertifikasi semata. Unhas dan Pemkot Makassar fokus pada:
- Pelatihan kompetensi Juru Sembelih Halal sebagai bagian dari rantai produksi peternakan yang halal.
- Pendampingan teknis bagi pelaku usaha kuliner agar produk mereka memenuhi standar halal dan mutu.
- Sosialisasi dan edukasi untuk UMKM sehingga mereka memahami manfaat dan prosedur sertifikasi halal, terlebih dengan target penuh wajib sertifikasi 2026.
- Pengembangan sistem dan regulasi yang mendukung bisnis halal, misalnya melalui pelatihan standar regulasi bisnis pemula yang mengintegrasikan BPOM, halal, HACCP, dan OSS – kegiatan yang digelar di Unhas pada Juli 2024.
Dengan demikian, setiap tahap dari produksi bahan baku, pengolahan, distribusi. Hingga pemasaran mendapat perhatian agar halal menjadi bagian integral, bukan hanya label tambahan.
Tantangan dan Peluang yang Ada
Meski komitmen sudah kuat, masih ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi. Data menunjukkan bahwa banyak pelaku UMKM di Makassar belum memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) atau sertifikasi halal sebuah kesenjangan yang jelas antara potensi pasar dan kapasitas pelaku usaha lokal.
Namun dari sisi peluang, kondisi tersebut justru membuka ruang besar untuk intervensi positif. Inovasi produk halal berbasis potensi lokal misalnya sumber daya laut, hasil peternakan, kuliner khas – dapat digali lebih jauh. Dengan jaminan halal dan mutu, produk lokal bisa naik kelas dan menembus pasar nasional maupun ekspor.
Untuk informasi terkini dan lengkap mengenai berbagai kejadian penting di Makassar, termasuk insiden keamanan dan bencana alam, kalian bisa kunjungi Info Kejadian Makassar sekarang juga.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari www.detik.com
- Gambar Kedua dari jambi.tribunnews.com