Sebuah insiden dramatis mewarnai penangkapan geng motor di Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu dini hari, 22 Juni 2025.
Saat tengah menjalankan patroli malam, aparat kepolisian justru diserang menggunakan busur panah oleh sekelompok pemuda yang diduga anggota geng motor. Aksi nekat tersebut ternyata melibatkan pelaku pembacokan terhadap dua warga beberapa hari sebelumnya.
Di bawah ini, Info Kejadian Makassar akan membahas kronologi lengkap kejadian yang memicu keprihatinan warga sekaligus mengungkap identitas para pelaku dan tindak lanjut kepolisian.
Patroli Malam Berujung Penyerangan Brutal
Insiden bermula saat tim Resmob Polda Sulawesi Selatan yang tergabung dalam tim Ewako melakukan patroli malam di wilayah rawan tindak premanisme dan kejahatan jalanan. Sekitar pukul 01.00 Wita, petugas melintasi Jalan Sungai Saddang Baru, Kecamatan Mamajang, dan mendapati sekelompok remaja yang tengah konvoi secara mencurigakan.
Tanpa banyak kata, petugas langsung mendekati kelompok tersebut. Namun alih-alih melarikan diri atau membubarkan diri, salah satu pemuda justru melakukan penyerangan. Sebuah busur panah dilepaskan ke arah petugas. Beruntung, serangan itu meleset dan tidak mengenai anggota kepolisian yang sedang menjalankan tugas.
“Pada saat itu mereka melakukan penyerangan menggunakan busur panah. Untung saja tidak mengenai personel,” kata Kanit Ewako Resmob Polda Sulsel, AKP Wawan Suryadinata.
Tiga Pelaku Diamankan di Lokasi
Aparat yang sigap segera berhasil mengamankan salah satu pelaku penyerangan, seorang remaja berinisial MRS (16). Usai dilakukan interogasi awal, polisi melakukan pengembangan lebih lanjut dan kembali menangkap dua rekan pelaku, yaitu MSF (15) dan AN (19).
Ketiga pelaku diketahui merupakan anggota geng motor bernama “Aliansi Utara” yang sudah menjadi target pengawasan karena kerap terlibat dalam tindak kekerasan. Selain menangkap para pelaku, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti berupa sepeda motor, tiga busur panah, dan satu bilah parang.
“Untuk barang bukti yang kami amankan ada sepeda motor, tiga busur, dan satu bilah parang,” ungkap Wawan.
Terlibat Dalam Pembacokan Brutal Terhadap Warga
Tak berhenti pada aksi penyerangan terhadap polisi, interogasi terhadap para pelaku mengungkap fakta yang lebih mengejutkan. Ketiganya ternyata merupakan pelaku dalam dua kasus pembacokan yang terjadi pada Kamis, 19 Juni 2025. Kedua korban pembacokan mengalami luka serius dalam kejadian yang berlangsung di dua lokasi berbeda, Kecamatan Mamajang dan Kecamatan Mariso.
“Rupanya mereka adalah pelaku yang sebelumnya melakukan penyerangan terhadap dua warga di wilayah hukum Polsek Mamajang dan Polsek Mariso,” ujar Wawan lebih lanjut.
Para korban masih menjalani perawatan intensif akibat luka bacok yang cukup parah. Polisi pun mempercepat proses identifikasi dan pengejaran terhadap eksekutor utama pembacokan yang hingga kini masih buron.
Baca Juga:
Polisi Terus Memburu Eksekutor Utama
Penyelidikan kasus ini kini ditangani secara paralel oleh tim gabungan, termasuk Unit Jatanras Polrestabes Makassar. Kasubnit 2 Jatanras, Iptu Nasrullah, menyatakan pihaknya tengah melakukan pengejaran intensif terhadap pelaku pembacokan yang hingga kini belum tertangkap.
“Unit kami masih melakukan pengejaran terkait dua kejadian pembacokan tersebut. Mohon doa agar pelaku utama segera kami amankan,” kata Nasrullah.
Ia juga menambahkan bahwa kasus kekerasan yang melibatkan geng motor makin memprihatinkan karena melibatkan remaja usia sekolah. Hal ini menambah beban sosial sekaligus tantangan tersendiri bagi aparat penegak hukum.
Kekhawatiran Masyarakat dan Seruan Penindakan Tegas
Aksi brutal geng motor di tengah kota bukan hanya menjadi ancaman keamanan, tetapi juga menimbulkan keresahan mendalam di tengah masyarakat. Jalanan yang seharusnya aman di malam hari kini justru menjadi lokasi kejar-kejaran dan kekerasan. Banyak warga mendesak aparat kepolisian untuk mengambil tindakan tegas dan menyeluruh terhadap geng motor yang semakin nekat dalam beraksi.
“Geng motor sekarang tidak hanya ugal-ugalan, tapi sudah menyerang warga dan polisi. Harus dibasmi sampai ke akar-akarnya,” ujar Rahmat, warga Mamajang.
Beberapa tokoh masyarakat juga mendorong diadakannya pendekatan preventif, seperti penyuluhan di sekolah dan pembinaan remaja di lingkungan yang rawan konflik sosial.
Kesimpulan
Penangkapan tiga anggota geng motor di Makassar yang disertai penyerangan terhadap aparat menjadi bukti nyata bahwa kejahatan jalanan kini semakin kompleks dan berani. Aksi kekerasan yang melibatkan remaja usia belasan tahun menunjukkan perlunya penanganan tidak hanya secara hukum, tetapi juga secara sosial dan edukatif.
Aparat keamanan patut diapresiasi atas kesigapan dalam menghadapi situasi berbahaya, namun upaya pencegahan jangka panjang juga mutlak diperlukan agar kejadian serupa tidak kembali terulang. Simak dan ikuti terus Info Kejadian Makassar agar Anda tidak ketinggalan informasi menarik lainnya yang terupdate setiap hari.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari halosulsel.com
- Gambar Kedua dari www.detik.com