Fenomena jadi manusia silver kian marak di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, dengan melibatkan anak-anak di bawah umur, termasuk siswa SD.

Salah satu kasus yang menarik perhatian adalah seorang siswa SD yang berhasil meraup Rp 150 ribu hanya dalam dua jam menjadi manusia silver. Dinas Sosial (Dinsos) Makassar dan Satpol PP telah berulang kali melakukan penertiban. Namun seringkali menghadapi perlawanan dari para pelaku dan keluarganya.
Fenomena ini menyoroti isu eksploitasi anak yang serius, di mana anak-anak dipaksa mencari nafkah di jalanan dengan risiko tinggi, bahkan tanpa pakaian yang layak. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Info Kejadian Makassar.
Eksploitasi Anak di Balik Lapisan Perak
Dinas Sosial Makassar menemukan dua anak perempuan kembar yang dieksploitasi sebagai manusia silver. Kedua anak ini diketahui merupakan siswa kelas empat SD yang telah putus sekolah dan berasal dari Makassar. Ironisnya, mereka dieksploitasi oleh orang tua mereka sendiri, bahkan dipaksa untuk beraksi tanpa mengenakan baju. Hanya memakai celana pendek, hingga dini hari.
Plt Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos Makassar, Suhartini, menyoroti risiko tinggi dari pekerjaan ini, terutama bagi anak-anak di bawah umur. Ketika petugas melakukan penertiban, orang tua dari anak-anak tersebut bahkan sempat mengamuk dan melawan.
Pendapatan Fantastis Manusia Silver
Meskipun berbahaya, profesi manusia silver menawarkan pendapatan yang cukup menggiurkan, sehingga banyak yang tertarik, termasuk anak-anak. Berdasarkan laporan, seorang manusia silver dapat menghasilkan Rp 150 ribu dalam waktu kurang lebih dua jam.
Bahkan, temuan dari kaleng yang disita petugas Satpol PP menunjukkan adanya uang hingga Rp 300 ribu. Jika dikalkulasikan, pendapatan manusia silver dapat jauh melebihi Upah Minimum Regional (UMR) Kota Makassar yang hanya Rp 3,6 juta per bulan.
Beberapa laporan bahkan menyebutkan omzet hingga Rp 800 ribu sampai Rp 1 juta per hari, atau bisa mencapai Rp 8 juta per bulan. Pendapatan yang besar ini menjadi salah satu pendorong maraknya fenomena manusia silver di traffic light atau lampu lalu lintas di Kota Makassar.
Baca Juga: Rumah Terbakar Tewaskan Nenek di Makassar, Diduga Dibakar Cucu Sendiri
Tantangan Penertiban dan Respons Aparat

Maraknya manusia silver, terutama yang melibatkan anak di bawah umur. Telah mendorong pihak Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Makassar untuk melakukan penertiban. Namun, upaya penertiban ini tidak selalu berjalan mulus. Video viral menunjukkan manusia silver yang didominasi anak di bawah umur melawan petugas Satpol PP dengan melempar batu dan bahkan mengancam dengan senjata tajam jenis busur panah.
Plt Kasatpol PP Makassar, Fatur Rahim, menyatakan bahwa penertiban ini juga bertujuan untuk keselamatan para manusia silver sendiri, mengingat bahaya berada di tengah jalan. Pemerintah Kota Makassar, melalui Dinas Sosial dan Satpol PP, terus berupaya menciptakan ketertiban dan keamanan dengan melakukan operasi rutin.
Upaya Penanganan dan Solusi Jangka Panjang
Dinas Sosial Kota Makassar secara aktif menangani kasus eksploitasi anak yang melibatkan manusia silver dan anak jalanan lainnya. Setelah diamankan, anak-anak yang terjaring akan mendapatkan pembinaan di Rumah Perlindungan dan Trauma Center (RPTC).
Langkah-langkah lanjutan yang akan diambil termasuk berkoordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) serta Dinas Pendidikan. Tujuannya adalah untuk memastikan anak-anak tersebut dapat kembali bersekolah dan menghentikan praktik eksploitasi. Fatur Rahim dari Satpol PP juga berharap agar para remaja yang menjadi manusia silver dapat mencari pekerjaan yang lebih positif demi masa depan yang lebih baik.
Kesimpulan
Kasus Siswa SD di Makassar jadi manusia silver menyoroti kompleksitas masalah eksploitasi anak yang didorong oleh faktor ekonomi dan kurangnya kesadaran orang tua. Meskipun pendapatan yang ditawarkan cukup besar, risiko yang dihadapi anak-anak sangat tinggi.
Pemerintah Kota Makassar melalui Dinas Sosial dan Satpol PP terus berupaya melakukan penertiban dan memberikan pembinaan. Namun tantangan masih besar mengingat perlawanan dari para pelaku dan keterbatasan personel. Upaya kolaborasi lintas instansi diharapkan dapat memberikan solusi jangka panjang untuk melindungi anak-anak dan menghentikan praktik eksploitasi ini.
Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap hanya di INFO KEJADIAN MAKASSAR.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari makassar.tribunnews.com
- Gambar Kedua dari www.detik.com